Judo (foto: Puchkickhole)
Seni bela diri seperti karate, judo, serta taekwondo telah populer selama bertahun-tahun. Namun, para ilmuwan selama ini hanya sanggup mempelajari olahraga yang dapat diprediksi dan mudah direka ulang di laboratorium. Sekarang, kemajuan teknologi telah membantu mereka agar bisa mempelajari olahraga yang unik seperti judo.
Diwartakan Live Science, Selasa (27/3/2012), setiap olahraga membutuhkan tiga sistem energi. Pertama adalah metabolisme aerobik yang memakai oksigen untuk mengubah nutrisi jadi energi. Kedua, ketika membutuhkan dorongan energi yang lebih intensif, metabolisme lactic anaerobic menghasilkan energi dari glukosa dan menyisakan asam laktat.
Ketiga, untuk dorongan energi yang sangat singkat, metabolisme alactic anaerobic menghasilkan energi tanpa oksigen serta tanpa memproduksi asam laktat.
Agar bisa mengetahui kontribusi relatif masing-masing sistem energi pada judo, ilmuwan meminta praktisi judo untuk mengenakan alat penganalisa gas poetabel (wujudnya mirip topeng gas), dan sebuah jaket khusus.
Alat tersebut membantu para ilmuwan juga mencatat seberapa banyak oksigen yang dikonsumsi sebelum dan setelah latihan, serta kandungan asam laktat sebelum dan setelah latihan.
Dalam satu uji coba, judoka melakukan tiga bentuk lemparan yang berbeda selama lima menit. Para ilmuwan menemukan bahwa beberapa lemparan membutuhkan aktivitas aerobik yang tinggi, misalnya pada lembaran bahu (seoi-nage). Sementara yang lain membutuhkan aktivitas anaerobik, misalnya pada sapuan pinggul (harai-goshi).
"Mengetahui tuntutan fisik pada tiap latihan dan teknik judo bisa meningkatkan efektifitas latihan atlet," ujar Emerson Franchini, ilmuwan olah raga di University of Sao Paolo.
"Kami juga berfokus pada proses pemulihan di sela-sela pertandingan. Dalam olah raga tarung, normalnya atlit bertanding di hari yang sama. Pemulihan di sela-sela dua pertandingan berdampak penting bagi performa," tambahnya.
Sumber:Okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar