Bahaya di Balik Manisnya Gula Halus~GULA halus banyak digunakan pada makanan kecil untuk Lebaran. Namun tahukah Anda di balik manisnya gula tersebut, sejumlah bahaya mengintai.
Gula halus berasal dari gula tebu atau gula bit. Refining berarti memurnikan dengan membuang zat yang tidak diinginkan. Gula halus dibuat dengan memisahkan gula atau sukrosa dari sisa tanaman.
Susan Roberts, Ph.D, seorang ilmuwan makanan dan profesor nutrisi di Tufts University di Boston menjelaskan proses pembuatan gula halus, yakni bahan-bahan seperti serat tanaman, tanah, bug, dan jamur dibuang.
Setelah mendidih dan melalui proses pengeringan akan menghasilkan gula mentah. Gula halus kemudian disempurnakan dengan pemutihan untuk memberikan penampilan yang putih tanpa cacat. Proses pemutihan ini melibatkan penambahan kapur dan karbondioksida
Dalam penggunaannya, gula halus dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan peningkatan trigliserida, suatu faktor risiko untuk penyakit jantung. Gula halus juga menyebabkan kerusakan gigi dan berkaitan dengan risiko tinggi diabetes tipe 2.
Menurut Roberts dari MedlinePlus menunjukkan, gula halus dapat menyebabkan hiperaktif pada anak-anak karena gula memasuki aliran darah dengan cepat dan menyebabkan gula darah meningkat. Hal ini dapat memicu pelepasan adrenalin dan membuat anak menjadi hiper,
MayoClinic merekomendasikan agar kita membatasi soda bergula, permen, permen karet, dan permen lain yang tinggi gula. American Heart Association merekomendasikan agar wanita tidak mengonsumsi lebih dari 100 kalori per hari dan pria mengonsumsi tidak lebih dari 150 kalori per hari, yakni sekira 6 sendok teh untuk wanita dan sembilan sendok teh untuk pria.
Jadi, jangan taburi gula halus pada kue Lebaran atau minuman yang Anda sajikan. Cobalah untuk membatasi penggunaan gula halus ketika memanggang makanan. Hindari menambahkan gula halus untuk kopi atau teh. Meski demikian, tidak berarti Anda harus menghilangkan semua gula. Namun, gula yang baik dihasilkan secara alami pada makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran dan susu.
Source:health.okezone
0 komentar:
Posting Komentar