AyoReading: Fakta Ilmiah Garis Edar di Dalam Al Quran~Setelah terjadinya ledakan besar dan gugusan benda-benda langit terbentuk, maka tiap benda langit tidak secara sendirian bergerak dan berjalan. Akan tetapi, masing-masing terkait dengan benda langit lainnya dalam satu gugusan kosmik yang mengagumkan.
Gugusan kosmik ini bergerak dalam waktu yang teratur dan
terbagi-bagi lagi ke dalam gugusan yang lebih kecil. Di mana benda yang
terkecil beredar mengelilingi benda yang lebih besar. Setiap benda ini
memiliki kecepatan khusus dan garis edar tempat ia bergerak sehingga
tidak terjadi benturan antar yang satu dengan yang lainnya yang dapat
mengakibatkan kehancurannya.
Kecepatan antara satu benda dengan benda yang lainnya yang terdapat
dalam satu gugusan tidak sama. Karena jika masing-masing memiliki
kecepatan yang sama, bisa menyebabkan kerusakan sistem yang mengatur
gerakan semua benda ini. Di mana masing-masing benda langit, memiliki
gaya gravitasi (saling menarik) dan gaya penahan (menjauh) yang
berbeda-beda.
Para ilmuwan selama ini telah berusaha sekuat tenaga, untuk
mengetahui sistem pembagian garis edar untuk masing-masing benda langit
dan ukuran kecepatan masing-masing serta hubungan antara satu benda
dengan yang lainnya, hingga mereka dapat menyimpulkan sistem alam
semesta ini, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
Padahal kalau kita melihat ke dalam Al-Qur'an dan mencari ayat yang
membicarakan tentang garis edar dari benda-benda langit dan cara
pengaturan gerakannya, maka kita akan dapatkan dalam Surah Yasin ayat 40, Allah SWT berfirman:
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
Coba kita perhatikan ayat ini. Dengan merenungkan maksud dari ayat
ini, kita akan mendapatkan bahwa Allah SWT menegaskan bahwa matahari
tidak mungkin akan mendapatkan bulan. Demikian juga malam tidak akan
dapat mendahului siang. Pendapat Al-Qur'an yang meluruskan pendapat yang
beredar di kalangan masyarakat Arab ketika itu.
Karena orang Arab, pada saat Al-Qur'an diturunkan, berkeyakinan
bahwa siang tidak akan dapat mendahului malam. Melalui ayat ini Allah
SWT meluruskan perkataan mereka, dan tidak menafikannya. Allah melalui
ayat ini, menegaskan terlebih dahulu bahwa malam tidak akan mendahului
siang, yang berarti juga, bahwa siang tidak akan mendahului malam.
Selanjutnya, kalau kita perhatikan kedua peristiwa yang dijelaskan
dalam ayat di atas, maka kita mendapatkan bahwa kata sambung yang
digunakan adalah kata ‘wa’ yang berarti ‘dan’. Ini tidak lain, kecuali
dengan maksud untuk menyatakan bahwa matahari tidak akan mendapatkan
bulan, begitu juga bulan tidak akan mendapatkan matahari.
Hal yang sama, malam tidak akan mendahului siang, begitu juga siang
tidak akan mendahului malam. Bagi masing-masing ada garis edarnya
tempat ia bergerak, sehingga yang satu tidak mengambil garis edar yang
lainnya.
Kalau kita teliti lebih dalam, dalam penggunaan kata ‘mendapatkan’ yang dalam bahasa arabnya disebut ‘idrak’, maka lafadz ‘idrak’ ini
memiliki dua makna. Yang pertama, pengetahuan akan sebagian atau
keseluruhan dari sesuatu. Dan yang kedua, tercapainya kesesuaian antara
sesuatu dengan yang lainnya.
Jika kita mengaitkannya dengan hubungan yang terdapat antara
matahari dan bulan, maka makna yang kedua yang cocok untuk konteks
hubungan di antara keduanya. Di mana kesesuaian itu terdapat pada
gerakan kedua benda dan kecepatan masing-masing. Hal mana kesusaian ini
mustahil terjadi, karena gaya tarik (gravitasi) dan daya penahan yang
dimiliki matahari berbeda dengan yang dimiliki bulan.
Bagian lain dari ayat di atas yang menunjukkan isyarat ilmiah
adalah bagian terakhirnya yang mengungkapkan perjalanan semua benda
langit dalam garis edarnya. Allah SWT berfirman:
“Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
Maksud dari kata ‘beredar’ yang dalam bahasa arabnya disebut
‘sibahah’, adalah energi yang dikeluarkan oleh seorang perenang untuk
dapat mengapung di atas air pada kondisi tercapainya keseimbangan antara
dirinya dengan kekuatan yang mengelilingnya, seperti daya dorong ombak
dan gravitasi bumi.
Source
0 komentar:
Posting Komentar