JAGAD maya Indonesia digegerkan dengan
dialihkannya Domain Name System (DNS) situs milik Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) awal Januari 2013. Seketika laman situs itu
berganti wujud.
Kejadian itu menjadi sorotan sejumlah media, dan
sejumlah pihak pastinya bertanya siapakah dalang dari pertiwa itu?
Jumat,25 Januari 2013 malam sebuah Warung Internet (Warnet) CV Surya
Tama yang terletak di Jalan Suprapti Kabupaten Jember, Jawa Timur
didatangi oleh petugas kepolisian.
Salah satu pekerja di Warnet
itu pun digelandang ke Jakarta untuk diperiksa. Tak lama berselang,
munculah inisial 'WYA' yang bertanggungjawab atas aksi deface ke situs
presidensby.info. Belakangan insial itu merujuk pada Wildan Yani Ashari,
tidak banyak informasi terkait jatidiri remaja yang menjaili situs
orang nomor satu di Indonesia ini.
Pihak keluarga baru dikabari
perihal penangkapan tersebut keesokan harinya melalui perangkat desa.
Wildan, remaja 20 tahun ini merupakan salah satu watga di Desa Balung
Kulon, Kecamatan Balung, Jember, Jawa Timur.
Remaja lulusan
Sekolah Teknik Menengah (STM) -- sekarang Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) ini dikenal sebagai siswa yang tidak terlalu menonjol prestasi
akademisnya.
Lulus pada 2010, ia langsung tenar berkat mengalihkan Domain Name System
(DNA) situs SBY. Pihak sekolah pun kaget dengan peristiwa itu. Meski
mengetahui mantan anak didiknya bersalah, namun pihak sekolah meminta
agar Wildan dibina agar kemampuannya dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan positif.
Menariknya, hasil pemerikasaan yang
dilakukan oleh pihak kepolisian, Direktur II Tindak Pidana Ekonomi
Khusus Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Arief Sulistyo mengatakan,
Wildan mengaku belajar komputer secara otodidak.
Sayangnya,
berkat kemampuannya ini Wildan terancam dikenakan Pasal 22 huruf b UU 36
Tahun 1999 tentang telekomunikasi dan Pasal 30 ayat 1,2,3 jo Pasal 32
ayat 1 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.
Sementara itu,
dukungan pun terus datang. Terkini, sebuah aksi #OpFreeWildan mengerjai
sejumlah situs milik instansi pemerintah. Bahkan sebuah pernyataan
di-posting untuk meminta Pemerintah Indonesia bertindak secara adil.
Source:techno.okezone.com