(Foto: Dailymail)
Robot yang sempat menjadi sorotan dan headline berita itu dikembangkan untuk tujuan militer, termasuk Central Intelligence Agency (CIA) dan angkatan bersenjata Amerika Serikat (AS). Penggunannya dikatakan untuk menyerbu teroris dan warga penduduk sipil di Pakistan.
Dilansir Dailymail,robot mini berteknologi tinggi yang mampu terbang itu dikontrol secara remote (jarak jauh) dan kini tampaknya akan mulai digunakan secara meluas. Teknologi robot dengan keahlian melayang diudara ini, beberapa tahun terakhir telah diungkap ke publik, seperti pesawat miniatur atau micro air vehicles (MAVs) dengan bentuk fisik serupa, yang juga digunakan pada serangga terbang mematikan itu.
Sejak 2007, dilaporkan terdapat objek terbang aneh yang gentayangan di atas para pengunjuk rasa anti-perang. Hal tersebut memicu tuduhan bahwa pemerintah Amerika Serikat diam-diam mengembangkan serangga robot untuk tujuan mata-mata.
Pemerintah menyangkal dan menyarankan pada pakar entomologi (ahli kehidupan serangga) untuk mengabarkan bahwa objek itu adalah hewan capung, guna memadamkan spekulasi. Kendati demikian, seorang kolonel yang telah pensiun dari Angkatan Udara AS dan expert di bidang kapal udara tak berawak mengatakan kepada Daily Telegraph bahwa "Amerika bisa menjadi sangat licik".
Tahun berikutnya, Angkatan Udara AS mengumumkan robot mata-mata berbentuk serangga atau lebah kecil. Robot tersebut memiliki kemampuan untuk tidak terdeteksi dan dapat terbang ke dalam bangunan untuk melakukan tugas, seperti memfoto, mencatat dan menyerang pemberontak serta teroris.
Angkatan Udara AS juga mengumumkan apa yang disebutnya sebagai "lethal mini-drones" (lebah berukuran mini yang mematikan), berdasarkan blueprint (rencana pembangunan) Leonardo da Vinci untuk mesin terbang Ornithopter. Mereka juga menyatakan bahwa robot itu akan siap diluncurkan untuk 2015.
Sumber:okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar